Breaking News



Ngiklan Murah Disini Yuk!!

Kurangnya Pembinaan Pemerintah Daerah Terhadap Petani Aren Di Desa Rambah Tengah Barat

Responsive Ad Here

Media Swara Semesta (30/10/2020),

Rokan hulu- Potensi gula aren (enau) hasil panen petani di Desa Rambah Tengah Barat (RTB) Kecamatan Rambah, kualitasnya sudah tak diragukan. Sayangnya, masih banyak petani enau yang kesulitan memasarkannya.

Kelompok petani aren di Kaiti Desa Rambah Tengah Barat, Kecamatan Rambah, selain kesulitan memasarkan produk mereka juga berharap ada pembinaan dari pemerintah

Seperti pengamuan Ketua Kelompo Tani Aren di Kaiti Desa RTB Jamaluddin Nasution bergelar Sutan Tuah, Senin (26/10/2030) mengaku, petani aren di daerahnya cukup banyak.

Disebutkannya, dalam sehari sebut Jamaluddin, para petani bisa menghasilkan air aren atau nira sekira 500 liter. Bila diolah menjadi gula aren bisa menjadi 250 kilogram (Kg).Untuk membuat 1 Kg gula aren membutuhkan 5 liter air nira.

Gula aren yang diproduksi juga secara tradisional, yang dibuat dalam bentuk batangan dijual Rp25 ribu per Kgnya di pasaran. Hanya saja tambah Jamaluddin, karena kesulitan memasarkan gula aren dan kurangnya pembinaan dari pemerintah. Padahal tidak sedikit petani aren menjual air nira ke warung tuak, apalagi membuat gula aren membutuhkan beberapa jam.

Kata mantan Kepala Desa RTB, bila air nira sebelum diolah dijual ke pemilik warung tuak bisa dihargai Rp5.000 per liter. Namun sebagian petani lebih memilih mengolah air nira menjadi gula aren.

Alasan petani menjual air nira ke warung tuak, kata Jamaluddin, karena sulitnya memasarkan gula aren. Apalagi selama ini kurangnya pembinaan dari pemerintah.

"Ini yang terus upayakan, bagaimana air nira ini bisa diproduksi sebagai oleh-oleh khas dari Rohul, selain gula aren," kata Jamaluddin.

Jamaluddin yang juga Pimpinan Kerapatan Adat Huta Haiti dengan (Gelar Sutan Tuah ),mengakui upaya membantu ekonomi petani, ia sengaja membuka warung, tepat di sebelah Kantor Desa Rambah Tengah Barat, atau di Tempat Wisata Budaya Boru Namora Suri Andung Jati.

Di warungnya, Jamaluddin mengolah air nira menjadi minuman kopi yang biasa disebut masyarakat Rohul kopi nira atau kopi enau.Selain kopi nira, sambung Jamaluddin lagi, di warungnya tersebut juga menyediakan kopi dengan pemanis gula aren.

"Sebenarnya air nira ini bisa diolah berbagai macam produk, seperti permen. Namun kami perlu semacam pembinaan dari instansi terkait. Ini juga untuk menyelamatkan generasi muda kita," harap Jamaluddin.


(Hsb/shr)

0 Comments