Breaking News



Ngiklan Murah Disini Yuk!!

Jokowi Sebut: Kalau Bapak Ibu Sarapan Nasi Goreng, Saya Sarapan Angka Setiap Pagi

Responsive Ad Here


Media Swara Semesta (24/7/2020)
Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengaku bahwa setiap hari 'sarapan' angka-angka berisi laporan tentang perkembangan kondisi ekonomi di Indonesia.

Hal itu disampaikan Presiden dalam Penyaluran Dana Bergulir untuk Koperasi dalam Rangka Pemulihan Ekonomi Nasional, di Istana Negara, Kamis, (23/7/2020).

"Saya senang karena setiap hari saya itu dapat angka-angka. Setiap pagi sarapannya angka. Kalau bapak ibu mungkin sarapannya nasi goreng atau roti kalau saya sarapannya angka-angka setiap hari," kata Presiden.

Dari laporan yang ia baca, menurut Presiden pertumbuhan ekonomi sudah mulai membaik, Sejumlah sektor mulai bergeliat, salah satunya sektor konsumsi.

"Artinya mungkin peredaran uang yang ada di bawah karena ada BLT Desa, ada Bansos tunai, ada Bansos Sembako itu akan sangat mempengaruhi daya beli dan konsumsi rumah tangga, konsumsi masyarakat," katanya.

Selain itu, menurut presiden, ekspor juga naik dibanding periode Mei dan Juni.
Momentum dan kondisi tersebut menurut Presiden harus dijaga dan ditingkatkan.

"Momentum-momentum ini jangan kita lewatkan. Koperasi juga sama. Saya ingin agar indikator-indikator yang tadi saya sampaikan itu juga diikuti gerakan koperasi secepat-cepatnya juga memberikan dorongan pinjaman kepada para pelaku-pelaku usaha terutamanya pelaku UMKM," pungkasnya.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo mengatakan bahwa kondisi sekarang ini sangatlah sulit.

Pemerintah selain harus mengendalikan penyebaran Covid-19 juga harus menahan dampak ekonomi yang ditimbulkan.

"Kita tahu semuanya keadaan sekarang adalah keadaan yang tidak mudah. Keadaan yang sangat sulit bagaimana mengendalikan Covid-19 dan ekonomi ini supaya berjalan beriringan, bukan hal yang mudah," kata Presiden.

Presiden mengatakan bahwa perkembangan ekonomi global sangat dinamis.

Prediksi pertumbuhan ekonomi berubah-ubah karena kondisi yang tidak menentu. Misalnya pada tiga bulan lalu ia menelpon Managing Director IMF Kristalina Georgieva yang menyampaikan bahwa pertumbuhan ekonomi dunia akan minus 2,5 persen dari sebelumnya plus 3 sampai 3,5 persen.

Sementara itu sebulan kemudian Presiden Bank Dunia David Malpass menyebut pertumbuhan ekonomi dunia akan minus 5 persen.

"Dua minggu yang lalu saya telpon OECD (Organisation for Economic Co-operation and Development) beda lagi.
Pertumbuhan ekonomi dunia hanya akan tumbuh minus, tumbuh tapi minus 6 sampai minus 6 sampai minus 7,6 persen," tuturnya.

Kondisi tersebut menurut Presiden menggambarkan bahwa setiap harinya kondisi perekonomian semakin sulit.
Hal yang sama juga dialami negara lain misalnya Perancis akan minus 17 persen, Inggris minus 15 persen, Jerman minus 11 persen, Amerika minus 9,7 persen, Jepang minus 8,3 persen, Malaysia minus 8 persen, dan lainnya.

"Bayangkan, isinya hanya minus minus minus minus minus dan minusnya itu adalah dalam posisi yang gede-gede seperti itu," ujar Presiden.

"Gambaran apa yang ingin saya sampaikan? bahwa setiap bulan selalu berubah-ubah sangat dinamis dan posisinya tidak semakin mudah tetapi semakin sulit," tutur Presiden menambahkan.

Sementara itu Indonesia menurut presiden, pertumbuhan ekonomi Indonesia akan minus di kuartal kedua, meski di kuartal pertama masih mencatatkan positif 2,97 persen.

"Di kuartal ke 2 kita sudah akan jatuh minus. kita harus ngomong apa adanya. bisa minus 4,3 persen sampai mungkin 5," pungkasnya.


0 Comments