Breaking News



Ngiklan Murah Disini Yuk!!

Harga Sawit Anjlok Harga Sawit Anjlok Rp 400 Per Kilogram, Toke Berhenti Membeli dari Petani, Pabrik Banyak Tutup

Responsive Ad Here


Media Swara Semesta (27/6/2022)

 “Larangan ekspor CPO adalah regulasi negara telah mengacaukan kontrak-kontrak yang ada antara produsen CPO dengan konsumen. Terutama di Negara Pakistan, India, maupun pangsa pasar CPO di Eropa. Untuk itu, pemerintah sebaiknya segera mencari solusi. Pasalnya tidak hanya petani yang sudah menjerit dengan penurunan harga sawit.”


“Bahkan, para pengusaha pun telah kehilangan banyak kesempatan untuk melakukan transaksi jual beli sawit skala global. Kondisi ini menimbulkan kerugian signifikan,” demikian dikatakan Edy Rusmawanto, Sekretaris Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) Jambi.



Sebagaimana diketahui, terkini, harga sawit di tingkat petani semakin melorot sampai Rp 400 per kilogram dalam sepekan terakhir.


Sejumlah petani kebingungan dengan banyaknya pabrik yang tutup dan harga yang semakin memburuk.


Untuk bertahan hidup, sebagian petani memilih kerja serabutan, lalu membiarkan sawitnya tumbuh tanpa perawatan dan pemupukan.


“Terpaksa kerja serabutan untuk tetap makan. Yang bikin pusing, anak mau masuk sekolah. Kalau harga gak naik-naik, terpaksa utang lagi sana sini,” kata Affandi, warga Desa Jambi Kecil Kabupaten Muarojambi, Minggu (26/6/2022).


Dengan harga Rp 400 per kilogram, Affandi mengaku tidak mencukupi kebutuhan sehari-hari, terutama petani yang hanya memiliki luas kebun 1-2 hektar.


Rendahnya harga sawit, tidak berpengaruh kepada biaya buruh panen. Artinya, untuk memanen kebun sekitar 1 ton, dirinya membutuhkan bantuan 1 pekerja dengan bayaran Rp 200.000 per ton panen.


“Biaya kuli tetap. Sedangkan harga turun terus. Kalau punya pilihan lain, lebih baik dibiarkan busuk di batang,” kata Affandi.


Menurut dia, untuk menyambung hidup saat harga sawit terjun bebas, dirinya jadi buruh bangunan atau menyadap karet.

0 Comments