PLN dan Telkomsel Tulalit, Masyarakat Rohul Bertambah "Sakit dan Menjerit"
Responsive Ad Here
Media Swara Semesta (10/07)
Rokan Hulu
Masyarakat di Rokan Hulu (Rohul) saat ini "sakit" dan menjerit. Selain harga komoditi karet dan kelapa sawit yang terus menurun, ditambah seringnya PLN padamkan listrik bahkan sejak empat hari terakhir jaringan telepon termasuk internet lelet.
"Masyarakat di Rohul kini bertambah " sakit", ibarat kita demam ditambah ekonomi yang makin sulit sehingga lengkaplah penderitaan kita sebagai masyarakat," kata Anis seorang pedangang di Pasir Pangaraian, Rabu (10/7/2019).
Dampak turunnya harga komoditi karet dan buah kelapa sawit petani di Rohul, berimbas kepada usaha masyarakat. Biasanya daya beli masyarakat terhadap kebutuhan sehari hari meningkat, kini warga beli kebutuhan untuk sehari atau dua hari saja.
"Waktu ekonomi masyarakat setabil, mereka beli kebutuhan pokok distok untuk seminggu bahkan dua Minggu. Namun kini pendapatan masyarakat rata rata petani jauh menurun, sehingga berimbas daya beli masyarakat sangat jauh menurun," kata Anis lagi.
Sedangkan Makmur ,warga Desa Rambah Tengah Barat Kecamatan Rambah juga menyatakan, akibat sering padamnya listrik PLN serta leletnya jaringan telepon termasuk internet sepekan ini, menghambat aktifitas masyarakat.
"Jaringan telepon sulit, sementara kita bekerja dengan memanfaatkan telepon untuk pesan barang. Ditambah listrik yang sering padam tanpa alasan, aktifitas Kaum ibu juga terganggu sekali.Sudahlah sakit akibat ekonomi yang kini tak menentu, listrik sering padam dan telepon yang lelet sangat menganggu Kita sebagai masyarakat," ungkap Makmur.
Warga lainnya S.Hasibuan, juga mengakui sudahlah komoditi karet dan kelapa sawit turun harga jualnya sejak setahun lebih, kini harga beras juga megalami kenaikan.
"Biasanya kita beli beras 30 kg di grosir Rp280 ribu, sejak dua bulan terakhir harga beras 30 kg naik menjadi Rp310 ribu. Kita sebagai masyarakat heran sekali, kondisi saat ini membuat masyarakat kecil seperti kami kian Terjepit," kata S.Hasibuan.
Sama halnya dirasakan Safar Nst, diakuinya kondisi masyarakat kini sudah sangat memprihatinkan. Kebutuhan keluarga kian meningkat, ditambah biaya pendidikan yang harus dipenuhi di tahun ajaran baru tahun ini sementara penghasilan yang didapatkan jauh menurun.
"Kebun sawit yang kita miliki, kini tak dapat lagi menutupi kebutuhan keluarga. Bayangkan saja, harga kelapa sawit per kg kini hanya Rp700 hingga Rp800 per kgnya, karet Rp7000 hingga Rp8000 per kgnya,"
"Kemudian, Selasa kemarin, dari pukul 14.00 hingga 19.30 Wib listrik padam total tanpa diketahui penyebabnya.Jadi saat ini kondisi masyarakat makin sulit.Apalagi Ada rencana pemeintah akan menaikan Tarif Dasar Listrik (TDL) tahun ini, maka lengkaplah sudah penderitaan kami sebagai wong cilik," keluh Safar." (Sumadi)
Tags
Responsive Ad Here

0 Comments