Breaking News



Ngiklan Murah Disini Yuk!!

Di Sidang Kasus Penganiayaan, Habib Bahar Ngaku Cucu ke-29 Nabi Muhammad

Responsive Ad Here

Media Swara Semesta (19/5/2021),

Habib Bahar bin Smith melontarkan pernyataan mengejutkan di persidangan perkara penganiayaan yang menjeratnya di Pengadilan Negeri (PN) Bandung, Jalan RE Martadinata, Kota Bandung, Selasa (18/5/2021). Penceramah ini mengaku sebagai cucu ke-29 Nabi Muhammad SAW.

Habib Bahar yang berada di Lapas Gunung Sindur, Bogor, mengikuti sidang dengan agenda pemeriksaan terdakwa, melalui video conference. Sedangkan ketua majelis hakim Surachmat, anggota majelis hakim, tim jaksa penuntut umum (JPU), dan pengacara di PN Bandung.

"Saya cucu Nabi Muhammad ke-29. Saya punya kakek (Ali Bin Abi Thalib), beliau dibunuh ketika salat ditusuk dan ditikam dari belakang. Ketika ditikam dari belakang apakah beliau bilang ke anak-anaknya, wahai anakku bunuh dan kejar dia balas dia? Apakah beliau berkata seperti itu? Tidak. Beliau bilang kalau nanti aku mati beri dia perlindungan sebagaimana perlindungan yang sudah diberikan kepada aku, beri dia makanan sebagaimana makanan yang diberikan kepadaku. Itu adab kakek kami apabila dihina pribadi," kata Habib Bahar. 

Pernyataan ini dilontarkan Habib Bahar sebagai alasan kenapa dia memukuli korban Andriansyah, sopir taksi online pada 4 September 2018 silam. Saat itu Habib Bahar emosi lantaran mendapatkan pengaduan bahwa istrinya digoda oleh korban Andriansyah. 

"Kakek kami mengajarkan itu. Jadi, kalau saya yang mulia, kalau urusan pribadi, saya rela saya rida. Tapi kalau sudah urusan bangsa, urusan rakyat, urusan agama, urusan keluarga, maka saya tidak akan tinggal diam yang mulia," ujarnya.

"Lebih baik saya yang hancur, asalkan NKRI hidup. Biarkan saya yang hancur asalkan Islam tetap jaya. Biarkan saya mati dan binasa asalkan NKRI, agama Islam, dan keluarga tetap hidup. Biarkan saya yang lapar asalkan yang lain tetap kenyang. Itu saya," tutur Habib Bahar.

Bahar kembali melontarkan alasannya sehingga melakukan penganiayaan. "Saya cinta dan mencari mati untuk membela bangsa agama dan negara kesatuan Republik Indonesia, jadi ini terkait dengan harga diri istri saya yang mulia," ucap Bahar.


(dgr/an)


0 Comments