Breaking News



Ngiklan Murah Disini Yuk!!

Bangkrut Peternak Ayam Petelur di Sumut gegara Harga Pakan Mahal

Responsive Ad Here


Medan - Asosiasi Perhimpunan Peternak Petelur (P3SU) Provinsi Sumatera Utara mencatat sejumlah peternak mulai gulung tikar. Hal ini disebabkan mahalnya harga pakan ternak.

Sehingga hasil penjualan tidak mampu menutupi biaya atau cost yang dikeluarkan peternak. Karena banyak peternak yang menutup usaha, sekitar 20-30 persen produksi telur dari peternak di Sumut akan turun.


Terkait hal ini, Fadhillah menyebut bahwa saat ini sudah banyak para peternak yang menutup kandang ternak ayam lantaran tak mampu lagi untuk biaya pakan ternak.


"Kalau memang tidak ada solusi, saat ini wilayah di Sumut puluhan kandang sudah banyak yang tutup, sudah bangkrut karena bahan baku ini mahal. Nah, sekarang yang sisa-sisa ini pun belum tentu bisa dibilang kami sudah untung, karena bahan baku mahal kemudian kerugian yang kemarin itu belum ditutupi lagi," tutur Fadhillah Boy, Ketua P3SU di Medan, Jumat (26/5/2023).


Dia berharap ada peran pemerintah untuk menekan harga bahan pakan ternak. Jika terus dibiarkan maka akan semakin banyak peternak yang gulung tikar.


"Belum ada solusi untuk backup si peternak, jadi kita peternak juga pada bingung, akhirnya semua farm pada tutup. Kalau bisa pemerintah tetap mengupayakan ada keseimbangan harga bahan baku jagung, apa itu berupa subsidi. Kasihan juga petani dengan harga murah kurang profit mereka. Ya solusi dari pemerintah untuk menekan bahan baku pokok pakan ayam, ya harus ada duduk bareng antara petani, peternak, dan yang berkaitan dengan bidang tersebut," ucapnya.


Seperti diketahui, bahan baku pakan ternak saat ini berada di harga Rp 8.000-an per kg, naik dibanding sebelumnya yang dipatok seharga Rp 5.000-an per kg. Kondisi ini ikut membuat harga telur di beberapa pasar berkisar Rp 28 ribu-Rp 30 ribu per kg, lebih tinggi dari HET seharga Rp 27 ribu per kg.


"Kenaikan harga ini terjadi karena kenaikan harga baku terutama jagung kemudian bungkil kacang kedelai, jadi akhirnya harga pakan naik sehingga HPP-nya jadi tinggi semua," ungkapnya.


Fadhillah menyebutkan bahwa peningkatan harga pakan ternak ini membuat para peternak mengurasi pasokan ayam. Tercatat saat ini hanya ada 11-12 juta ayam secara keseluruhan dibanding sebelumnya sebanyak 16-18 juta ayam.


"Bahan baku yang tinggi, sehingga banyak peternak yang tidak masuk lagi ayamnya, jadi kekurangan populasi. Yang dikhawatirkan kalau begini terus, peternak untuk masuk ayam semakin berkurang. Sekarang ini hanya ada 11-12 juta ayam secara keseluruhan, berkurang sampai 20-30 persen," tutupnya.


0 Comments