Breaking News



Ngiklan Murah Disini Yuk!!

Kekerasan Terhadap Jurnalis Terjadi Lagi di Dumai Riau, Begini Kesaksiannya

Responsive Ad Here

Media Swara Semesta (8/7/2021),

Dumai -Kabar mengejutkan datang dari salah satu rekan Jurnalis yang ada di Kota Dumai, sementara waktu identitas lengkapnya dirahasiakan dan sebut saja inisialnya RK. Kepada beberapa rekan Media Senin malam (05/07/2021) sekitar Pukul 21.00 WlB di salah satu tongkrongan Bandrek, RK menyatakan bahwa sore semalam ia mendapat perlakuan kasar yang menjurus kepada penganiayaan. 

Peristiwa tersebut menurut pengakuannya terjadi pada Senin sore, tepatnya sekira Pukul 15.30 WIB di Jl. Soekarno-Hatta. Persisnya di Gudang Bahan Bakar Minyak (BBM) diduga ilegal yang posisinya bersebelahan dengan Taman Makam Pahlawan (TMP) Damai Sentosa.

Menurutnya kejadian penganiayaan tersebut dipicu karena ia meliput salah satu lokasi diduga menjadi tempat penampungan Bahan Bakar Minyak (BBM) ilegal. Awalnya ia bermaksud mengambil gambar lokasi tersebut dengan mengunakan Kamera Handphone (HP) dari sisi pinggir Jl. Raya.

"Awal kejadian saya berdua bersama teman yang berprofesi sebagai Jurnalis juga, namun demi menjaga Etika nama rekan tersebut tidak usah disebut, dan saat itu sekitar Pukul 15.30 WlB saya bermaksud mengambil gambar lokasi yang di sinyalir sebagai tempat penampungan BBM ilegal atau Mafia BBM, posisinya persis disebelah TMP Damai Sentosa."

"Pada saat mengambil gambar itulah tiba-tiba keluar beberapa orang menghampiri saya dan diduga pekerja di Gudang tersebut, selanjutnya salah seorang dari mereka mempertanyakan apa maksud saya mengambil photo tempat mereka bekerja."ujar RK menceritakan awal kejadian.

"Saya jelaskan bahwa saya mengambil gambar itu Hak saya sebagai Jurnalis, karena mendengar jawaban tersebut mereka lantas bertindak kasar dan saya mereka banting di pinggir Jl. Raya, ada pula yang menarik kedua tangan saya, jumlah mereka di perkirakan sekitar 25 orang."

"Setelah itu ada yang merampas HP yang saya pegang, dan mereka berusaha membawa saya ke Pos jaga yang ada di depan Gudang tersebut, dengan cara menarik tangan namun saya berontak lantas melarikan diri menuju ke arah Terminal Barang." tambahnya.

Jelasnya lagi "Ada beberapa orang masih berusaha mengejar namun saya berhasil lolos, saat kejadian ramai yang melihat namun tidak ada yang berusaha memberikan pertolongan, bahkan saat saya berusaha minta tumpangan untuk lari, tidak ada yang mau berhenti dan membawa saya pergi dari situ, pada saat di depan gudang seperti saya ceritakan di awal tadi ada kata-kata kasar dan ancaman terdengar."

"Seperti gonikan, bunuh, mampus kau, namun kata-kata tersebut entah keluar dari mulut siapa saya tidak tahu persis karena orangnya ramai, lagipula saya tidak mengenal mereka satu persatu yang saya dengar mereka ada menyebut-nyebut nama, Zul dan Suci jika tidak salah." imbuhnya mencoba mengingat.

"Saya tidak tahu siapa Zul dan Sucipto yang mereka sebut, dan apa peranan keduanya saya tidak tahu, yang pasti malamnya saya mendatangi Polres Dumai untuk membuat laporan resmi terkait penganiayaan yang saya alami, oleh petugas jaga diarahkan ke bagian Reskim, namun Penyidik yang menerima saya saat itu menolak laporan dengan alasan tidak ada bekas-bekas penganiayaan yang ada pada diri saya."

"Menyarankan untuk koordinasi dengan Dewan Pers, tentu saya binggung, padahal dalam Undang-Undang Nomor 40 tahun 1990 tentang Pers pada Pasal 18 jelas menyebutkan, Orang yang menghambat dan menghalangi kerja Wartawan dapat di Pidana, itu baru menghalangi, apalagi seperti saya jelas-jelas telah dianiaya." ungkap RK kecut.

Meski laporannya sementara ditolak, RK tidak merasa kecewa, dan ia punya agenda lain salah satunya yaitu akan menghubungi pihak Kepolisian Daerah (Kapolda) Riau di Pekanbaru, dan menceritakan kronologis kejadian menimpa dirinya dengan harapan praktek Mafia BBM tersebut mendapat atensi pihak Polda Riau. 

Apa yang menimpa Jurnalis RK tentu membuat sesama Awak Media prihatin, dan mendorong agar kasus tersebut bisa ditindaklanjuti, karena jika tidak bisa menjadi preseden buruk kemudian hari. Beberapa Awak Media yang hadir malam itu sepakat melanjutkan kasus tersebut dan menyusun rencana atau strategi apa kelak akan dilakukan, sebagai antisipasi yang hadir sepakat tidak ingin di ekspos.(tim)

0 Comments